It's me.......

Foto saya
I'm student in one of medical faculty in my country (baru smester 3 sich.....) UmurQ baru 18 taon, but I don't like "dipanggil anak kecil". My hobby is listening to the music & of course watching korean drama...

Rabu, 22 Juli 2009

Dokter Tim Sepakbola

A. Kasus

Dokter Tim Sepakbola

Dr.Bagus, seorang dokter tim sepakbola professional, selalu berusaha menyediakan waktu untuk semua pemain baik untuk urusan medis maupun hal lain yang terkait dengan sepakbola. Para pemain sangat mempercayai dr.Bagus, deikian juga denga Tuan Agus, 24 tahun, pemain yang satu bulan terakhir megalami cedera dan dalam proses penyembuhan, berkonsultasi dan berobat kepadanya.

Sekali waktu dr.Bagus mendapat undangan rapat evaluasi tim. Pada rapat evaluasi secara tegas manajemen mengatakan, demi target prestasi dan efisiensi pembiayaan tim, mereka memerlukan pemain yang siap mental danj fisik dalam waktu satu bulan. Bagi mereka yang alam kurun waktu itu diperkirakan tidak siap akan diputuskan kontraknya (PHK) dalam rapat evaluasi tersebut. Manajemen meminta dr.Bagus melaporkan kondisi Tuan Agus. Dr.Bagus mengalami dilemma, karena apabila dirinya melaporkan kondisi Tuan Agus yang masih memerlukan proses pemulihan dan pengobatan selama 2 bulan, besar kemungkinan Tuan Agus di PHK dan dr.Bagus akan kehilangan kepercayaan dari Tuan Agus dan mungkin juga pemain lainnya. Sebaliknya, apabila dirinya tidak menyampaikan keadaan sesunggughnya, akan berbahaya bagi kesehatan Tuan Agus sendiri, karena dapat menyebabkan cedera ulag yang lebih parah di samping oleh manajemen dr.Bagus dapat dinilai tidak cermat dalam bekerja. Bahkan ada kekhawatiran diinya dinilai berbohong.

Akhirnya kepada manajemen dr.Bagus menyampaikan laporan tentang Tuan Agus sebagai berikut: “Bahwa Tuan Agus sampai saat ini cederanya membaik dan untuk kesempurnaan penyembuhan masih memerlukan waktu pemulihan dan istirahat hingga 2 bulan ke depan. Untuk disarakan evaluasi/peninjauan ulang kontrak Tuan Agus ditunda dalam urun waku itu, untuk melihat dan mengevaluasi perkembangan kondisiya.”

Dua minggu kemudian, dr.Bagus mendapatkan kabar bahwa Tuan Agus di PHK dari tim dengan alasan bahwa penampilan (performance) tekniknya tidak ada peningkatan sehingga tim tidak dapat melanjutkan kontraknya. Atas putusan ini, dr.Bagus hanya bisa menyesal dan merasa ikut andil dalam PHK Tuan Agus.

B. Dilema Etik yang Terjadi

· dr. Bagus mengalami dilema, karena apabila dirinya melaporkan kondisi tuan Agus besar kemungkinan tuan Agus di-PHK dan dr. Bagus akan kehilangan kepercayaan dari tuan Agus dan mungkin juga pemain lainnya.

· Apabila dr. Bagus tidak menyampaikan keadaan sesungguhnya, maka akan berbahaya bagi kesehatan tuan Agus sendiri dan dapat dinilai tidak cermat dalam bekerja

· dr. Bagus merasa bersalah karena merasa dirinya turut andil dalam PHK yang dialami oleh tuan Agus

C. Analisis Dilema Etik Sentral dari dua Sudut Pandang

· dr. Bagus : harus melaporkan keadaan tuan Agus kepada pihak manajemen yang mengakibatkan tuan Agus di PHK dan dr. Bagus merasa ikut andil dalam PHK tuan Agus

· Manajemen : manajemen harus mem-PHK tuan Agus karena tuan Agus mengalami cedera dan dalam proses penyembuhan selama 2 bulan. Sedangkan untuk efisiensi pembiayaan tim, manajemen memerlukan pemain yang siap mental dan fisik dalam waktu 1 bulan

D. Analisis Dilema Etik Berdasarkan KDB dan Etika Klinik Jonsen Siegler

1. Analisis Berdasarkan KDB

Problema Etik

Nilai

KDB

Kriteria yang Ada

Analisa

dr. Bagus, seorang dokter tim sepakbola profesional, selalu b’usaha menyediakan waktu u/ semua pemain baik u/ urusan medis.

J

M’berikan kesempatan yang sama t’hadap pribadi dlm posisi yg sama

dr. Bagus b’usaha m’berikan keadilan pada semua pemain yang m’punyai kedudukan dan kesempatan yg sama. Tindakan dr. Bagus sesuai KDB Justice

…maupun hal lain yang t’kait dgn sepakbola.

Para pemain sgt m’percayai dr. Bagus, demikian juga dgn tuan Agus.

B

Maksimalisasi kepuasan t’tinggi secara keseluruhan

Selain m’berikan pelayanan kesehatan, dr. Bagus b’upaya agar para pemain dpt lebih puas dgn kehadirannya yakni tidak hanya sbg tenaga medis tetapi juga dokter sekaligus teman yg dpt dipercaya. Tindakan dr. Bagus sesuai dgn KDB Beneficence

…selalu b’konsultasi & b’obat kepadanya.

NM

M’obati pasien yg luka

dr. Bagus selalu b’sedia m’berikan konsultasi dan kesempatan b’obat tuan Agus yg pada saat ini sdg cedera & m’butuhkan penanganan yg memadai, krn kondisinya saat ini sgt menentukan masa depannya. Tindakan ini sesuai dgn KDB Non Maleficence

..dirinya melaporkan kondisi tuan Agus yang masih memerlukan proses pemulihan & pengobatan slm 2 bln.

A

M’jaga rahasia pasien

Apabila dr. Bagus betul-betul melaporkan kondisi tuan Agus kepada manajemen apa adanya, b’arti dr. Bagus tidak sesuai KDB autonomi krn “harus” melanggar rahasia pasien.

Tidak menyampakan keadaan sesungguhnya, akan berbahaya bagi kesehatan tuan Agus sendiri, krn dpt menyebabkan cedera ulang yg lebih parah.

NM

Tidak m’cegah pasien dari bahaya

Apabila dr. Bagus benar-benar menyimpan rapat-rapat kondisi tuan Agus dan akhirnya tuan Agus mendapat porsi latihan seperti mereka yg sehat maka akan m’bahayakan dirinya. Tindakan dr. Bagus tidak sesuai KDB nonmaleficence

Dr. Bagus dpt dinilai tidak cermat dlm bekerja.

Bahkan ada kekhawatiran dirinya dinilai b’bohong.

B

M’utamakan altruisme (rela b’korban u/ kepentingan orang lain)

Sbg seorang dokter, apabila dr. Bagus dpt mengabaikan kekhawatirannya tsb maka hal itu merupakan pengorbanan dr u/ melindungi kepentingan Tuan Agus agar tidak di PHK. Ini sesuai KDB beneficence

Bahwa tuan Agus sampai saat ini cederanya m’baik & u/ kesempurnaan penyembuhan masih memerlukan waktu penyembuhan dan istirahat hingga dua bulan ke depan

A

M’jaga rahasia pasien

Laporan dr. Bagus telah m’buka rahasia pasien, sehingga tindakan dokter tidak sesuai KDB autonomi

Untuk itu disarankan evaluasi/peninjauan ulang kontrak tuan Agus ditunda dalam kurun waktu itu, u/ melihat & m’evaluasi p’kembangan kondisinya

B

Minimalisasi akibat buruk

Saran dr. Bagus merupakan upaya dirinya u/ m’perkecil kemungkinan PHK atas diri tuan Agus akibat p’nyataan sebelumnya. Hal ini sesuai KDB beneficence

2. Analisis Berdasarkan Jonsen Siegler

Medical Indication

· Diagnosis : cedera

· Riwayat : 1 bulan yang lalu

· Kondisi : dalam masa penyembuhan

· Prognosis : kemungkinan akan baik selama masa penyembuhan 2 bulan, akan cedera ulang bila tetap bermain. Masih dapat disembuhkan jika istirahat selama 2 bulan

Patien Preferences

Tidak ada dalam skenario menginformasikan keuntungan dan risiko selama masa penyembuhan terhadap pasien

Quality of Life

Prospek : dengan pengobatan selama 2 bulan, cedera kemungkinan bisa sembuh. Tanpa pengobatan dan istirahat yang cukup akan cedera ulang

Contextual Features

Ada yaitu konflik/dilema yang dihadapi dr. Bagus dalam penyampaiannya kepada tim manajemen sepakbola tentang kondisi tuan Agus.

o Kepentingan dokter : menjaga kepercayaan dan kinerja

o Kepentingan pasien : hak sehat

o Kepentingan manajemen : menghemat biaya

E. Perspektif Agama

Tindakan yang dilakukan dr.Bagus telah tepat dengan tidak melakukan kebohongan pada pihak manajemen dan mengusahakan hal yang terbaik yang bisa ia lakukan kepada Tuan Agus.

Pihak manajemen bertindak tidak tepat, karena lebih mementingkan kepentingannya sendiri tanpa mau mempertimbangkan nasihat dr.Bagus dan akibat PHK pada diri dan keluarga Tuan Agus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar