It's me.......

Foto saya
I'm student in one of medical faculty in my country (baru smester 3 sich.....) UmurQ baru 18 taon, but I don't like "dipanggil anak kecil". My hobby is listening to the music & of course watching korean drama...

Rabu, 22 Juli 2009

Diare

Defenisi

Diare merupakan keadaan di mana seseorang menderita mencret-mencret. Penderita buang air berkali-kali, tinjanya encer dan kadang-kadang muntah. Diare disebut juga muntahber (muntah berak), muntah menceret atau muntah bocor. Kadang-kadang tinjanya juga mengandung darah atau lendir. Diare menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja. Bila penderita diare banyak sekali kehilangan cairan tubuh maka hal ini dapat menyebabkan kematian, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah umur lima tahun.

Penyebab Diare

· Virus

· GE

· Bakteri

· Parasite

· Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka

· Alergi susu,

· Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain

· Karena peradangan usus

· Karena kekurangan gizi

· Karena keracunan makanan.

· Tumbuhnya gigi

Gejala Klinis

Diare kurang atau sama dengan 15 hari, panas, nyeri abdomen, dan muntah. Jika diare berat, akan terjadi dehidrasi yang menimbulkan masalah. Investigasi diperlukan jika diare telah berlangsung lebih dari 1 minggu. Tinja (1-3 kali) harus dikirim secepatnya ke laboratorium untuk kultur dan pemeriksaan untuk sel telur cacing, kista, dan parasit.

Pada anak, kolera dan E. coli patogen biasanya mempunyai permulaan sakit (onset penyakit) yang cepat dan mudah jatuh dalam dehidrasi. Muntah-muntah hampir selalu menyertai diare pada kebanyakan pasien gastroenteritis akut, baik yang disebabkan bakteri maupun oleh virus. Kolera, E.coli patogen, dan virus mempunyai sifat diare yang kebanyakan berupa air (watery), sedangkan Campylobacter dan ameba kebanyakan mengandung darah dan lendir dalam tinjanya.

Gejala diare akut dapat dibagi ke dalam 3 fase, yaitu:

Ø fase prodromal (sindrom pra-diare): pasien mengeluh penuh di abdomen, nausea, vomitus, berkeringat, dan sakit kepala.

Ø fase diare: pasien mengeluh diare dengan komplikasi (dehidrasi, asidosis, syok dan lain-lain), kolik abdomen, kejang dengan atau tanpa demam, sakit kepala.

Ø fase pemulihan: gejala-gejala (diare, kolik abdomen) menjadi berkurang, merasa fatique, dan lemah.

Manifestasi klinis diare turis (traveller’s diarrhea): biasa gejala timbul tiba-tiba berupa diare, kram abdomen, nausea, dan sering demam tidak terlalu tinggi. Kebanyakan kasus, kehilangan cairan tidak terlalu banyak dan gejala akan berhenti dalam 3-5 hari.

Komplikasi

Komplikasi diare akut berupa syok hipovolemik/septik, dehidrasi, hipokalemia, hiponatremia, asidosis metabolik, kematian.

Penatalaksanaan

Prinsip penatalaksanaan diare akut memerlukan penanganan akut dehidrasi dan syok secara cepat, sehingga dapat mencegah komplikasi yang lebih berat ataupun kematian. Penatalaksanaan dibagi atas:

1. Terapi Suportif

ü Penyuluhan: penerangan mengenai penyakit, komplikasi, dan rencana pengobatan yang akan dilakukan.

ü Penggantian cairan yang keluar.

Pada diare akut perlu pemberian dan penggantian cairan elektrolit yang cepat dan banyak sesuai kebutuhan. Sedangkan pada diare kronik biasanya pemberian cairan elektrolit tidak terlalu cepat.

- Rehidrasi oral: cairan elektrolit (oralit, pharolit dan lain-lain), cairan rumah tangga (cairan garam, gula, air beras, cairan sayur, air kelapa, dan lain-lain)

- Rehidrasi cairan intravena: ringer laktat/asetat, NaCl 0,9%, dan lain-lain.
Diare tanpa dehidrasi: diobati berobat jalan dengan cairan rumah tangga atau cairan elektrolit.

- Diare dengan dehidrasi ringan-moderat:diobati secara berobat jalan atau rawat di rumah sakit dengan cairan elektrolit atau rehidrasi cairan intravena.

- Diare dengan dehidrasi berat: rehidrasi cairan parenteral/intravena di rumah sakit.

ü Hindari atau obati keluhan perianal

ü Obat simtomatik

· Opiat: kodein HCl, kodein fosfat, difenoksilat, atropin, loperamid. Obat ini dipakai untuk mengurangi urgensi, frekuensi pergerakan usus, dan volume tinja. Obat ini memiliki efek samping karena dapat menimbulkan bakteri tumbuh lampau. Kodein fosfat dosisnya dapat 4 x 30 mg/hari, sedangkan loperamid 3 x 2 mg/hari.

· Fenotiazin: merupakan obat antisekretorik yang menghambat sekresi yang disebabkan oleh toksin kolera dan enterotoksin E. coli.

· Aspirin, indometasin, dan OAINS mengurangi sekresi yang dimediasi oleh prostaglandin.

· Asam nikotinat, klonidin, lidamidin, dan lithium karbonat: meningkatkan absorbsi NaCl usus.

· Cromoglycate menghambat pelepasan mediator-mediator pada reaksi alergik di usus halus.

· Somatostatin analog subkutan: menghentikan diare karena VIPoma dan karsinoid, melalui menurunkan pelepasan sekretagog dari jaringan tumor.

· Antitoksin: obat yang mengeraskan tinja. Obat yang serupa antara lain attapulgite, Smectite.

· Antikolinergik/antispasmodik: papaverine, mebeverine, hyoscine-N-butylbromide, butropium bromide, dan lain-lain. Obat ini dapat memperlambat waktu transit usus sehingga diare berhenti.

· Obat yang menormalisasikan flora normal di usus: tablet lactobacillus.

· Peptobismol atau kao-pektat dapat mengeraskan tinja dari cair menjadi semipadat.

· Astrigensia: masih dipercaya mempunyai khasiat yang baik misalnya daun jambu klutuk muda, kaolin, dan pektin.5,7

· Enkefalinase inhibitor: racecadotril, menghambat enzim enkefalinase sehingga kadar enkefalin meningkat, menimbulkan pengurangan sekresi air dan elektrolit di usus halus.16

ü Nutrisi tinggi kalori tinggi protein yang sesuai dengan penyakit sangat diperlukan pada diare, terutama diare kronik. Bila pasien malnutrisi mungkin diperlukan kombinasi nutrisi parenteral dan enteral. Pada fase akut, biasa diberikan bubur saring atau lunak. Pasien dianjurkan minum air gula, makan telur asin/ikan asin sebagai pengganti elektrolit yang hilang melalui diare. Biasanya pasien tidak boleh minum susu full cream selama diare, atau bila tak tahan susu sebaiknya dihindari sama sekali dulu. Hindari makanan, minuman, dan obat-obatan yang menyebabkan diare pada intoleransi makanan/laktosa, alergi makanan. Selama diare hindari kopi dan lemak. Makanan yang bersifat bulk dapat memadatkan tinja dan mengurangi frekuensi diare. Makanan yang bersifat bulk tersebut antara lain, yaitu nasi, pisang, yogurt, keju, dan psyllium.

ü Higiene dan sanitasi yang baik.

Cuci tangan sebelum makan dan minum. Hindari makanan atau alat-alat yang terkontaminasi. Untuk anak-anak jangan memasukkan tangan yang belum dicuci ke dalam mulut.

ü Konsultasi jiwa bila ada problem kejiwaan/stres.

2. Terapi Kausal

Ø Bismuth subsalicylate: dapat mencegah infeksi karena kuman E.coli dengan enterotoksin.

Ø Antibiotik: tergantung bakteri penyebab diare.

Ø Obat antiparasit: tergantung parasit penyebab diare.

Ø Kolestiramin: untuk diare asam empedu.

Ø Kortikosteroid: untuk alergi makanan dan penyakit usus inflamatorik.

Ø Lactobacillus: untuk menekan bakteri tumbuh lampau atau infeksi.

Ø Pada traveller’s diarrhea
• Minum banyak air untuk mengganti kehilangan cairan.
• Minum Obat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar