It's me.......

Foto saya
I'm student in one of medical faculty in my country (baru smester 3 sich.....) UmurQ baru 18 taon, but I don't like "dipanggil anak kecil". My hobby is listening to the music & of course watching korean drama...

Rabu, 22 Juli 2009

Nyeri Ekstremitas

A. Skenario

Nyeri Ekstremitas

Seorang laki-laki berumur 39 tahun dengan keluhan nyeri pada bokong yang menjalar ke bagian posterolateral paha, ungkai bawah & tumit. Hal ini dirasakan sejak 5 hari yang lalu setelah penderita mengangkat beban berat di kantor. Nyeri ini bertambah berat bila penderita duduk dan berkurang bila penderita berdiri atau berjalan. Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunan sensoris pada sisi lateral tungkai bawah dan kaki serta 3 jari lateral kaki kanan. Refleks Achilles juga menurun.

B. Kata Kunci

1. Laki-laki 39 tahun

2. Nyeri pada bokong posterolateral paha, tungkai bawah dan tumit.

3. Nyeri bertambah berat bila duduk dan berkurang jika berjalan dan berdiri.

4. Penurunan sensoris sisi lateral tungkai bawah dan kaki serta 3 jari lateral kaki kanan.

5. Nyeri 5 hari yang lalu sebab mengangkat barang berat

6. Reflex Achilles menurun

C. Kemungkinan Penyakit

1. Hernia Nukleus Pulposus merupakan rupturnya nukleus pulposus.

2. Spondilitis Ankylosa merupakan penyakit jaringan ikat yang ditandai dengan peradangan pada tulang belakang dan sendi-sendi yang besar, menyebabkan kekakuan progresif,nyeri dan dengan penyebab yang tidak diketahui.

3. Fraktur Kompresi merupakan trauma vertebra yang mengenai medula spinalis sehingga dapat menyebabkan terjadinya defisit neurologis berupa kelumpuhan.

4. Tendinitis Achilles merupakan suatu peradangan pada tendon Achilles, yaitu urat daging yang membentang dari otot betis ke tumit.

Spondilitis Ankylosa

Etiologi

Faktor predisposisi genetik memegang peranan pada spondilitis ankilosa. Penyakit ini sering ditemukan pada kelompok keluarga dengan HLA B-27, meskipun demikian tidak setiap orang dengan HLA B-27 menderita spondilitis ankilosa sehingga diduga ada faktor pemicu lainnya.


Factor resiko

Ø Laki-laki

Ø Kelompok keluarga yang memiliki gen HLA B-27

Ø Semua umur

Gejala klinik

§ Nyeri punggung yang intensitasnya bervariasi dari satu episode ke episode lainnya dan bervariasi pada setiap penderita. Nyeri sering memburuk di malam hari dan berkurang jika penderita membungkukkan badannya ke depan.

§ Kekakuan di pagi hari yang akan hilang jika penderita melakukan aktivitas juga sering ditemukan.

§ Pada penderita lainnya, tulang belakang dengan jelas tampak lurus dan kaku. Nyeri punggung bisa disertai dengan hilangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelemahan dan anemia.

§ Jika sendi yang menghubungkan tulang iga dan tulang belakang meradang, rasa nyeri akan membatasi kemampuan dada untuk mengembang dan untuk menarik nafas dalam. Kadang-kadang nyeri dimulai di sendi yang besar, seperti panggul, lutut dan bahu.

§ Sepertiga penderita mengalami serangan berulang dari peradangan mata (iritisakut), yang biasanya tidak mengganggu penglihatan.

§ Pada penderita lainnya, peradangan bisa menyerang katup jantung. Jika kerusakan tulang belakang menekan saraf atau urat saraf tulang belakang, bisa timbul mati rasa, kelemahan atau nyeri di daerah yang dipersarafinya.

§ Impotensi, inkontinensia uri di malamhari, sensasi yang berkurang pada kandung kemih dan rektum dan hilangnya refleks mata kaki akibat terjadinya sindrom kauda equine. Sindroma kauda equina (Sindroma Ekor Kuda) merupakan komplikasi yang jarang, berupa gejala yang timbul jika kolumna tulang belakang yang meradang, menekan sejumlah saraf yang berjalan dibawah ujung urat saraf tulang belakang.

Diagnosis

Agak sulit menegakkan diagnosis dini SA sebelum timbulnya deformitas yang ireversibel. Diagnosis SA dapat ditegakkan berdasarkan Kriteria New York 1984 yang dimodifikasi:

Kriteria klinis:

  1. Keterbatasan gerak vertebra lumbal terhadap bidang frontal dan sagital.
  2. Nyeri pinggang bawah lebih dari 3 bulan, menjadi baik dengan latihan dan tidak hilang dengan istirahat.
  3. Penurunan ekspansi dada.

Kriteria radiologis:

  1. Sakroilitis bilateral tingkat 3-4.
  2. Sakroilitis unilateral tingkat 3-4.
    Diagnosis ditegakkan bila ditemukan minimal 1 kriteria radiologis ditambah 1 kriteria klinis

Penatalaksanaan

  1. Pengobatan dengan obat anti-inflamasi nonsteroid (AINS) untuk mengurangi nyeri, mengurangi inflamasi, dan memperbaiki kualitas hidup penderita.
  2. Mencegah progresivitas penyakit
  3. Fisioterapi berupa latihan tulangbelakang untuk mencegah deformitas
  4. Terapi okupasi

Hernia Nukleus Pulposus

Etiologi

Ø Penyakit degeneratif

Ø Herniasi diskus invertebralis (keluarnya diskus invertebralis)

Ø Pengaruh obesitas dan mengangkat beban berat dengan posisi yg salah

Ø Berdiri secara tiba-tiba (perubahan posisi secara tiba-tiba)

Ø HNP didahului aktivitas yg berat,keluhan utama pada punggung bawah dan nyeri otot sekitar lesi dan nyeri tekan sebab spasme otot-otot dan spasme menyebabkan lordosis lumbal dan skoliosis

Patomekanisme

Disk invertebralis yg terdiri dari anulus fibrosus (pembungkus fibrosa) dan nucleus pulposus (cairan gel) keluar kemudian menyebabkan penyempitan pada saraf yang terkena. Kelainan yang terjadi tergantung dari letak disk yang mengalami kerusakan dan karena gejala yang ditimbulkan sesuai syaraf yang terjepit.


Factor resiko

Ø Pria

Ø Umur >35 thn

Ø Berat badan lebih

Ø Pekerja berat

Gejala klinik

ü Nyeri punggung bawah yg disekitar lesi nyeri tekan.

ü Nyeri yg menjalar

ü Nyeri pada spinal,servical,thoracal dan lumbal, kecepatan nyerinya tergantung pada lokasinya

ü Perubahan motorik dan sensori

ü Paresthesia in leg

Dagnosis

1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada tulang belakang

2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus kecil sekalipun terutama untuk penyakit spinal lumbal.

3. CT Scan dan Mielogram jika gejala klinis dan patologiknya tidak terlihat pada M R I

4. Elektromiografi (EMG) : untuk melokalisasi radiks saraf spinal khusus yang terkena.

Penatalaksanaan

* Pencegahan

Ø Diet atau konsumsi obat penurun berat badan(sibutramin dan orlistat)

Ø Hindari berdiri dan berjalan lama, dan istirahatkan salah satu kaki untuk mengurangi lordosis lumbal

Ø Hindari posis kerja membungkuk kedepan

Ø Hindari duduk dalam waktu lama (sebab stres pada punggung akan lebih besar pada posisi duduk daripada posisi berdiri)

* Pengobatan

1. Operatif

Tujuannya yaitu mengurangi tekanan pada radiks saraf untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik. Ada 4 jenis pembedahan yang dapat dilakukan, yakni:

a. Disektomi yaitu mengangkat fragmen herniasi atau yang keluar dari diskus intervertebral

b. Laminektomi yaitu mengangkat lamina untuk memajankan elemen neural pada kanalis spinalis, memungkinkan ahli bedah untuk menginspeksi kanalis spinalis, mengidentifikasi dan mengangkat patologi dan menghilangkan kompresi medula dan radiks

c. Laminotomi yaitu pembagian lamina vertebra.

d. Disektomi dengan peleburan.

2. Non-operatif

a. Immobilisasi dengan mengeluarkan kolor servikal, traksi, atau brace.

b. Traksi servikal yang disertai dengan penyanggah kepala yang dikaitkan pada katrol dan beban.

c. Meredakan nyeri dengan cara: kompres lembab panas, analgesik, sedatif, relaksan otot, obat anti inflamasi dan jika perlu kortikosteroid.