It's me.......

Foto saya
I'm student in one of medical faculty in my country (baru smester 3 sich.....) UmurQ baru 18 taon, but I don't like "dipanggil anak kecil". My hobby is listening to the music & of course watching korean drama...

Rabu, 22 Juli 2009

Artritis Rheumatoid

Etiologi

  • Paktor genetic dan lingkungan diduga berperan pada AR
  • Adanya hubungan HLA kelas II dengan AR seropositip
  • Factor hormonal juga berperan AR,pada wanita hamil sering terjadi remisi

Patomekanisme

Suatu antigen penyebab AR yang berada pada membran senovial, akan diproses oleh antigen presenting cells (APC) yang terdiri dari berbagai jenis sel seperti sel sinoviosit A, sel dendritik atau makrofag yang semuanya mengekspresi determinan HLA-DR pada membran selnya. Antigen yang telah diproses akan dikenali dan diikat oleh sel CD₄⁺ bersama dengan determinan HLA-DR yang terdapat pada permukaan membran APC tersebut membentuk suatu kompleks trimolekular. Kompleks trimolekular ini dengan bantuan interleukin-1 (IL-1) yang dibebaskan oleh monosit atau manofrag selanjutnya akan menyebabkan terjadinya aktivasi sel CD₄⁺.

Pada tahap selanjutnya kompleks antigen trimolekular tersebut akan mengekspresi reseptor interleukin-2 (IL-2) pada permukaan CD₄⁺. IL-2 yang disekresi oleh CD₄⁺ akan mengikatkan diri pada reseptor spesifik pada permukaannya sendiri dan akan menyebabkan terjadinya mitosis dan proliferasi sel tersebut. Proliferasi CD₄⁺ ini akan berlangsung terus selama antigen tetap berada dalam lingkungan tersebut. Selain IL-2, CD₄⁺ yang telah teraktivasi juga mensekresi berbagai limfokin lain seperti gamma-interfon, tumor necrosis factor β (TNF-β), interleukin 3 (IL-3), interleukin 4(IL-4), granulocycte-macrophage colony stimulating factor (GM-CSF) serta beberapa mediator lain yang bekerja merangsang makrofag untuk meningkatkan aktivitas fagositosisnya dan merangsang proliferasi dan aktivasi sel B untuk memproduksi antibodi. Produksi antibody oleh sel B ini dibantu oleh IL-1, IL-2 dan IL-4.

Setelah berikatan dengan antigen yang sesuai, antibody yang dihasilkan akan membentuk kompleks imun yang akan berdifusi secara bebas ke dalam ruang sendi. Pengendapan kompleks imun akan mengaktivasi sistem komplemen yang membebaskan komponen komplemen Ca. Komponen komplemen Cа merupakan factor kemotatik yang selain meningkatkan permeabilitas vascular juga dapat menarik lebih banyak sel polimorfonuklear (PMN) dan monosit ke arah lokasi tersebut. Pemeriksaan histopatologis membran synovial menunjukkan bahwa lesi yang paling dini dijumpai pada AR adalah peningkatan permeabilitas mikrovaskular membran synovial, infiltrasi sel PMN dan pengendapan fibrin pada membran sinovial.

Fagositosis kompleks imun oleh sel radang akan disertai oleh pembentukandan pembebasan radikal oksigen bebas, leukotrien, prostaglandin dan protease neutral (collagenase dan stromelysin) yang akan menyebabkan erosi rawan sendi dan tulang. Radikal oksigen bebas dapat menyebabkan terjadinya depolimerasi hialuronat sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan viskositas cairan sendi. Selain itu radikal oksigen bebas juga merusak kolagen dan proteoglikan rawan sendi.

Prostaglandin E (PGE) memiliki efek vasodilator yang kuat dan da[pat merangsang terjadinya resorpsi tulang osteoklastik dengan bantuan IL-1 dan TNF-β.

Rantai peristiwa imunologis ini sebenarnya akan terhenti bila antigen penyebab dapat dihilangkan dari lingkungan tersebut. Akan tetapi AR, antigen atau komponen antigen umumnya akan menetap pada struktur persendian sehingga proses destruksi sendi akan berlangsung terus. Tidak terhentinya destruksi persendian pada AR kemungkinan juga disebabkan oleh terdapatnya factor reumatoid. Faktor rheumatoid adalah suatu autoantibody terhadap epitop fraksi Fc lgG yang dijumpai pada 70 sampai 90% pasien AR. Faktor rheumatoid akan berikatan dengan komplemen atau mengalami agregasi sendiri, sehingga proses peradangan akan berlanjut terus. Pengendapan kompleks imun juga menyebabkan terjadinya degranuklasi mast cell yang menyebabkan terjadinya pembebasan histamine dan berbagai enzim proteolitik serta aktivasi jalur asam arakidonat.

Masuknya sel radang ke dalam membran synovial akibat pengendapan kompleks imun menyebabkan terbentuknya pannus yang merupakan elemen yang paling destruktif dalam pathogenesis AR. Pannus merupakanjaringan granulasi yang terdiri dari sel fibroblast yang berproliferasi, mikrovaskular dan berbagai jenis sel radang. Secara hispatologis pada daerah perbatasan rawan sendi dan pannus terdapatnya sel mononukleus, umumnya banyak dijumpai kerusakan jaringan kolagen dan proteoglikan.

Gejala klinik

1. Gejala konstutisional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dan demam, terkadang lelah.

2. Poliatritis simetris terutama pada sendi perifer termasuk sendi sendi ditangan namun tidak melibatkan esndi-sendi interfalang distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.

3. Kekakuan dipagi hari selama lebih dari 1 jam dapat bersifat generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi

4. Artrisit erosit merupakan cirri khas penyakit ini. Pada gambaran radiologic peradangan sendi yang kronok mengakibatkan erosi ditepi tulang.

5. Demorfitas kerusakan struktur penunjang sendi meningkat dengan perjalanan penyakit

6. Nodul-nodul rheumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa pasien arthritis rheumatoid. Lokasi yang sering dikena adalah bursa olekranon atau disepanjang permukan ekstensordari lengan.

7. Manifestasi ekstra artikular. Arthritis rheumatoid juga dapat menyerang organ lain diluar sendi. jantung, paru-paru, mata dan pembuluh darah yang rusak.

Diagnosis

Diagnosa arthritis reumatod dapat dikatakn positif apabila sekurang-kurangnya empat dari criteria yang sekurang-kurangnya sudah berlangsung selama 6 minggu. Kriteria tersebut adalah:

  1. Kekakuan dipagi hari lamanya paling tidak I jam
  2. Arthritis pada tiga atau lebih sendi
  3. Arthritis sendi-sendi jari tangan
  4. Arthritis yang simetris
  5. Nodul rheumatoid
  6. Faktor rheumatoid dalam serum
  7. Perubahan-perubahan radiologic, seperti:

· Pembengkakan jaringan lunak

· Erosi

· Osteopororosis artikular

Penatalaksanaan

Tujuan utama dari dari program pengobatan adalah

  • Untuk menghilangkan nyeri pada peradangan
  • Untuk mempertahankan pungsi sendi dan kemampuan maksimal dari pasien
  • Untuk mencegah dan memperbaiki depormitas yang terjadi pada sendi.

Terapi farmakologiknya

1. Analgetikum

2. OAINS

3. DMARDs

4. Novel therapies

Dietetik

  1. Penurunan berat badan
  2. Omega 3

Proteksi sendi

  1. Bidai
  2. Pengalihan beban tubuh
  3. Perubahan aktifitas

Pembedahan

  1. Sinovektomi
  2. Artroplasti
  3. Sosial

Tidak ada komentar:

Posting Komentar