Etiologi
- Bakteri-bakteri, termasuk Staphylococcus aureus dan Haemophilus influenzae.
- Virus-virus yang dapat menyebabkan septic arthritis termasuk hepatitis A, B, dan C, parvovirus B19, herpes viruses, HIV (AIDS virus), HTLV-1, adenovirus, coxsackie viruses, mumps, dan ebola.
- Jamur yang dapat menyebabkan septic arthritis termasuk histoplasma, coccidiomyces, dan blastomyces.
Factor resiko
- Mengkonsumsi obat-obat yang menekan sistim imun
- Penyalahgunaan obat intravena
- Penyakit sendi masa lalu, luka, atau operasi, dan
- Penyakit-penyakit medis yang mendasarinya termasuk diabetes, penyakit sel sabit, penyakit-penyakit rheumatik, dan kelainan-kelainan kekurangan imun.
- Alkoholisme
Gejala klinik
1. Pada bayi
· Dapat ditemukan kekakuan pada sendi yang terkena
· Nyeri pada pergerakan sendi
· Dapat terjadi demam, namun gejala ini bukan patokan utama
· Dapat terjadi dislokasi patologik pada sendi pada minggu kedua.
2. Pada anak-anak dan dewasa
· Anak-anak dan orang dewasa dapat memberitahu lokasi terjadinya sakit dan nyeri yang timbul saat pergerakkan
· Karena sendi sakit, maka tubuh secara otomatis berusaha untuk melindunginya dengan mengontraksikan otot-otot disekitar sendi
· Kekakuan sendi jelas terlihat
· Adanya demam
· Subluksasi lebih sering terjadi daripada dislokasi
Diagnosis
1. Tes darah
Tes-tes ini termasuk jumlah sel darah putih, angka pengendapan (sedimentation rate), dan C-reactive protein.
2. Radiologik
Pemeriksaan foto roentgen dan juga ultrasonografi pada minggu pertama dapat menunjukkan terjadinya pembengkakan.
Penatalaksanaan
a. Konservatif : Pemberian antibiotik dapat dilakukan sebelum operasi dilakukan.
b. Operasi
Tujuan utama dilakukannya operasi adalah untuk membersihkan nanah yang ada pada sendi sehingga tidak terjadi kerusakan yang lenjut pada sendi. Operasi dapat dilakukan secara tertutup (arthroskopi lavage) atau dengan pembedahan terbuka. Jika penyakit ini sudah lanjut, maka dapat dilakukan arthrodesis, yaitu penyatuan sendi, untuk menghilangkan nyeri, meningkatkan stabilitas, dan mengoreksi kelainan bentuk yang ada. Namun cara ini akan mengakibatkan hilangnya pergerakan sendi.
c. Rehabilitasi
Pada model percobaan, dengan menggunakan tehnik Continuous Passive Motion (CPM), ternyata dapat mencegah tulang rawan sendi dari kerusakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar